Rabu, 17 Maret 2010

Manfaat Cacing Tanah


Cacing tanah, hewan ini ternyata memiliki manfaat tersendiri, He­wan ini tampak begitu lunak dan bagi sebagian orang menganggap sangat men­jijikan. Akan tetapi hewan ini mempu­nyai potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah ter­masuk hewan tingkat rendah karena ti­dak mempunyai tulang belakang (in­vertebrata). Di Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot.

Peranan cacing tanah ini sebenarnya telah diketahui sejak dahulu kala. Se­orang ahli Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah pe­rutnya bumi.

Pada tahun 69-30 Sebelum Masehi, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa Mesir memindahkan cacing tanah ke luar dari Mesir, bahkan petaninya di­larang menyentuh cacing sebab pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.

Dalam catatan klasik Tiongkok, ca­cing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala me­reka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-ma­cam penyakit.

Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah meng­habiskan waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan ca­cing tanah. la menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi. Para petani pun telah mengetahui secara turun-­temurun, bahwa cacing tanah dapat me­ningkatkan kesuburan tanah pertanian.

Di Indonesia, manfaat cacing tanah masih sangat terbatas, yaitu sebagai pakan ternak atau ikan. Akan tetapi, di negara-negara lain cacing tanah juga bermanfaat sebagai bahan obat, bahan kosmetik, pengurai sampah dan seba­gai makanan manusia.

Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya akan lebih subur karena tanah yang bercampur dengan kotoran cacing tanah sudah siap untuk diserap oleh akar tanaman. Ca­cing tanah yang ada di dalam tanah akan mencampurkan bahan organik pa­sir ataupun bahan antara lapisan atas dan bawah. Aktivitas ini juga menye­babkan bahan organik akan tercampur lebih merata.

Kotoran cacing tanah juga kaya akan unsur hara. Ahli-ahli perta­nian di luar negeri dari tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak cacing tanah. Mereka menyatakam bahwa kadar ki­miawi kotoran cacing dan tanah asli­nya banyak perbedaannya.

Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh menyatakan, bahwa karena akti­vitas cacing tanah, maka N, P, K ter­sedia dan bahan organik dalam tanah dapat meningkat. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman.

Tahun 1949 Stockli dalam penelitian­nya menjelaskan, bahwa humus dan mikroflora kotoran cacing tanah lebih tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga percobaan pada tanah-tanah gundul be­kas tambang di Ohio (Amerika Serikat) menunjukan, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P tersedia 165%.

Tahun 1979, Wollny juga menyatakan bahwa cacing tanah mempengaruhi ke­suburan dan produktivitas tanah. Dengan adanya cacing tanah, kesuburan dan produkvitas tanah akan meningkat. Se­lain itu cacing tanah juga dapat mening­katkan daya serap air permukaan.

Liang cacing tanah yang ditinggal dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi dan drai­nase. Keduanya sangat penting dalam pembentukan tanah. Cacing tanah juga membantu peng­angkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik. Lapisan bawah permu­kaan dan mencampurkan tanah dari ba­han organik dengan bahan organik. Cacing tanah juga dapat memper­baiki dan mempertahankan struktur tanah. Lubang-lubang cacing dan humus secara langsung menjadikan tanah gem­bur.

Di kota-kota besar, sampah merupakan salah satu masalah yang rumit. Untuk memusnahkannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk mengatasinya, beberapa kota besar di luar negeri telah mencoba memanfaatkan cacing tanah. Ternyata cacing tanah mempunyai ke­mampuan yang cukup besar dan cukup mengagumkan untuk memusnahkan bahan organik.

Dari hasil penelitian para ahli makan­an ternak, ternyata selain tepung ikan, cacing tanah pun bisa digunakan untuk pakan ternak dan ikan. Menurut me­reka, kadar protein cacing tanah lebih tinggi dibanding dengan tepung ikan. Selain itu kandungan asam aminonya paling lengkap, tidak berlemak, mudah dicerna dan tidak bertulang sehingga seluruh jasadnya dipakai.

Dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok, cacing tanah digunakan da­lam ramuan untuk menyembuhkan ber­bagai penyakit, antara lain meredakan demam, untuk penderita tekanan darah tinggi, bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi, dan juga dapat menyembuhkan tifus.

Di negara-negara industri maju, ca­cing tanah sudah dimanfaatkan dalam bidang kosmetika. Minyak hasil eks­traksi cacing tanah dapat digunakan sebagai pelembab.

Penggunaan cacing tanah sebagai ma­kanan manusia pada umumnya dicam­pur dengan makanan lain. Di Filipina, cacing tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat perkedel. Di negara itu cacing tanah sudah mulai disukai sebagai santapan yang lezat.

Manfaat Cacing Tanah




Cacing tanah, hewan ini ternyata memiliki manfaat tersendiri, He­wan ini tampak begitu lunak dan bagi sebagian orang menganggap sangat men­jijikan. Akan tetapi hewan ini mempu­nyai potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah ter­masuk hewan tingkat rendah karena ti­dak mempunyai tulang belakang (in­vertebrata). Di Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot.

Peranan cacing tanah ini sebenarnya telah diketahui sejak dahulu kala. Se­orang ahli Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah pe­rutnya bumi.

Pada tahun 69-30 Sebelum Masehi, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa Mesir memindahkan cacing tanah ke luar dari Mesir, bahkan petaninya di­larang menyentuh cacing sebab pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.

Dalam catatan klasik Tiongkok, ca­cing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala me­reka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-ma­cam penyakit.

Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah meng­habiskan waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan ca­cing tanah. la menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi. Para petani pun telah mengetahui secara turun-­temurun, bahwa cacing tanah dapat me­ningkatkan kesuburan tanah pertanian.

Di Indonesia, manfaat cacing tanah masih sangat terbatas, yaitu sebagai pakan ternak atau ikan. Akan tetapi, di negara-negara lain cacing tanah juga bermanfaat sebagai bahan obat, bahan kosmetik, pengurai sampah dan seba­gai makanan manusia.

Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya akan lebih subur karena tanah yang bercampur dengan kotoran cacing tanah sudah siap untuk diserap oleh akar tanaman. Ca­cing tanah yang ada di dalam tanah akan mencampurkan bahan organik pa­sir ataupun bahan antara lapisan atas dan bawah. Aktivitas ini juga menye­babkan bahan organik akan tercampur lebih merata.

Kotoran cacing tanah juga kaya akan unsur hara. Ahli-ahli perta­nian di luar negeri dari tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak cacing tanah. Mereka menyatakam bahwa kadar ki­miawi kotoran cacing dan tanah asli­nya banyak perbedaannya.

Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh menyatakan, bahwa karena akti­vitas cacing tanah, maka N, P, K ter­sedia dan bahan organik dalam tanah dapat meningkat. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman.

Tahun 1949 Stockli dalam penelitian­nya menjelaskan, bahwa humus dan mikroflora kotoran cacing tanah lebih tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga percobaan pada tanah-tanah gundul be­kas tambang di Ohio (Amerika Serikat) menunjukan, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P tersedia 165%.

Tahun 1979, Wollny juga menyatakan bahwa cacing tanah mempengaruhi ke­suburan dan produktivitas tanah. Dengan adanya cacing tanah, kesuburan dan produkvitas tanah akan meningkat. Se­lain itu cacing tanah juga dapat mening­katkan daya serap air permukaan.

Liang cacing tanah yang ditinggal dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi dan drai­nase. Keduanya sangat penting dalam pembentukan tanah. Cacing tanah juga membantu peng­angkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik. Lapisan bawah permu­kaan dan mencampurkan tanah dari ba­han organik dengan bahan organik. Cacing tanah juga dapat memper­baiki dan mempertahankan struktur tanah. Lubang-lubang cacing dan humus secara langsung menjadikan tanah gem­bur.

Di kota-kota besar, sampah merupakan salah satu masalah yang rumit. Untuk memusnahkannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk mengatasinya, beberapa kota besar di luar negeri telah mencoba memanfaatkan cacing tanah. Ternyata cacing tanah mempunyai ke­mampuan yang cukup besar dan cukup mengagumkan untuk memusnahkan bahan organik.

Dari hasil penelitian para ahli makan­an ternak, ternyata selain tepung ikan, cacing tanah pun bisa digunakan untuk pakan ternak dan ikan. Menurut me­reka, kadar protein cacing tanah lebih tinggi dibanding dengan tepung ikan. Selain itu kandungan asam aminonya paling lengkap, tidak berlemak, mudah dicerna dan tidak bertulang sehingga seluruh jasadnya dipakai.

Dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok, cacing tanah digunakan da­lam ramuan untuk menyembuhkan ber­bagai penyakit, antara lain meredakan demam, untuk penderita tekanan darah tinggi, bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi, dan juga dapat menyembuhkan tifus.

Di negara-negara industri maju, ca­cing tanah sudah dimanfaatkan dalam bidang kosmetika. Minyak hasil eks­traksi cacing tanah dapat digunakan sebagai pelembab.

Penggunaan cacing tanah sebagai ma­kanan manusia pada umumnya dicam­pur dengan makanan lain. Di Filipina, cacing tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat perkedel. Di negara itu cacing tanah sudah mulai disukai sebagai santapan yang lezat.

Jumat, 22 Januari 2010

Manfaat Telur

Telur ternyata mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tubuh kita. Karena telur mengandung anti-oksidan serta lutein yang membantu mencegah gangguan penglihatan akibat penuaan dan katarak. Kadar lutein dalam telur bahkan lebih banyak dibanding pada sayuran hijau. Telur juga mengandung sedikit lemak jenuh, sehingga para ahli merekomendasikan untuk mengkonsumsinya mengingat kebanyakan orang kurang mengkonsumsi ikan. Saat ini di pasaran telah banyak beredar telur yang mengandung omega-3, selain itu telur ini juga mengandung asam lemak yang baik untuk melindungi jantung. Para ahli juga merekomendasikan kita untuk mengkonsumsi 1.000 mg DHA dan EPA setiap hari, dan kedua zat ini sudah dapat kita temukan pada telur. Selain itu telur juga mengandung choline yang baik untuk fungsi otak dan pertumbuhan.
Orang dewasa membutuhkan choline 425 gr dan balita membutuhkan choline sebanyak 250 gr per hari. Satu buah kuning telur mengandung kurang lebih 25% per kebutuhan choline setiap hari. Jadi bagi orang dewasa dianjurkan untuk mengkonsumsi sebanyak 4 butir telur perharinya, agar kebutuhan choline kita dapat terpenuhi.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa dengan mengkonsumsi choline yang cukup dapat mengurangi resiko kanker payudara bagi perempuan.

Selasa, 19 Januari 2010

Refleksi : Pijatan di Telapak Kaki


Tubuh kita memilliki sistem syaraf yang sangat unik, dan sistem syaraf ini memiliki hubungan langsung dengan kesehatan tubuh kita. Salah satu pusat syaraf itu ada di telapak kaki kita.
Meskipun tidak dapat langsung mengobati suatu penyakit, diketahui bahwa jika kita melakukan pijat refleksi teratur akan membawa efek yang baik terhadap kesehatan kia. Salah satunya dengan memijat sistem syaraf di telapak kaki itu.
Hal ini dipercaya dapat membantu mengatasi sakit kepala, depresi, asma, gangguan pencernaan, sistem kulit dan lainnya. Menurut ilmu refleksiologi telapak kaki memiliki 70 titik yang erat hubungannya dengan seluruh organ tubuh, seperti jantung, hati, ginjal, limpa, pankreas, dan usus.
Dengan pijatan di telapak kaki sebelah kanan maka berhubungan dengan bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan pijatan di telapak kaki kiri berhubungan dengan bagian tubuh sebelah kiri.
Ujung-ujung jari kaki berhubungan dengan leher dan kepala, dan tumit berhubungan dengan panggul. Pijatan refleksi bisa dilakukan dengan tangan atau dengan alat bantu seperti batu yang halus, tongkat kecil atau yang lainnya.
Jika rasa sakit dirasakan berat pijatan bisa dilakukan sekitar 2-3 hari dengan durasi sekitar 30 sampai dengan 60 menit. Setelah rasa sakit berkurang frekwensinya dapat dikurangi.
Untuk mendukung usaha ini kita juga diharuskan melakukan olahraga yang teratur dan mengatur pola makanan yang kita konsumsi.
Semoga bermanfaat..